banner

Tutorial Google Tag Manager untuk Tracking Digital

Google Tag Manager
banner 120x600

Salah satu alat yang bisa membantu Anda melacak performa iklan dengan mudah adalah Google Tag Manager. Dengan platform ini, Anda bisa menambahkan dan mengelola berbagai jenis kode pelacakan tanpa harus menyentuh langsung kode website Anda.

Google Tag Manager memungkinkan marketer, tanpa keahlian coding khusus, untuk mengelola tag seperti Google Analytics, Facebook Pixel, dan lainnya secara mandiri. 

Hal ini sangat efisien karena mempercepat proses pemasangan tag dan meminimalkan risiko kesalahan teknis yang bisa terjadi jika harus melalui developer.

Mengenal Google Tag Manager

Google Tag Manager (GTM) adalah platform gratis dari Google yang digunakan untuk mengelola tag atau potongan kode pelacakan di website dan aplikasi. Dengan GTM, Anda tidak perlu lagi mengedit kode HTML secara manual setiap kali ingin menambahkan pelacakan baru.

GTM bekerja berdasarkan sistem container, yaitu satu skrip utama yang dipasang di situs Anda dan berfungsi memuat semua tag lain yang Anda kelola dari dalam dashboard GTM. Ini membuat proses pelacakan lebih fleksibel dan terpusat.

Selain mempermudah manajemen tag, GTM juga memiliki fitur preview dan debug. Fitur ini memungkinkan Anda menguji tag sebelum diterapkan agar tidak ada kesalahan tracking di website.

GTM juga mendukung berbagai jenis tag, seperti Google Ads Conversion, Hotjar, LinkedIn Insight, hingga custom HTML tag. Anda cukup memilih jenis tag dan menetapkan kapan dan di mana tag tersebut aktif.

Dengan Google Tag Manager, Anda bisa mempercepat eksperimen pemasaran tanpa harus menunggu bantuan teknis. Ini memberi marketer kendali lebih besar atas data dan pengukuran performa kampanye digital mereka.

Tutorial Google Tag Manager untuk Pemula

Untuk mulai menggunakan Google Tag Manager, Anda perlu memahami alur dasar penggunaannya: membuat akun, menambahkan container ke website, dan mulai mengatur tag, trigger, serta variabel. Berikut adalah tiga langkah awal yang penting:

1. Membuat Akun dan Container Google Tag Manager

Langkah pertama adalah mengunjungi website resmi Google Tag Manager lalu klik “Create Account.” Masukkan nama akun, pilih negara, dan beri nama container sesuai nama website Anda.

Setelah itu, pilih platform tempat container akan digunakan, misalnya “Web.” Setelah akun dan container dibuat, Anda akan diberi dua baris kode yang harus ditempatkan di setiap halaman website.

Kode pertama diletakkan di bagian <head> dan kode kedua di dalam <body>. Jika Anda menggunakan CMS seperti WordPress, Anda bisa menggunakan plugin GTM atau menambahkan kode secara manual.

Pastikan pemasangan kode berhasil dengan menggunakan fitur preview di Google Tag Manager. Jika container aktif, Anda siap melanjutkan ke tahap pembuatan tag dan trigger.

2. Menambahkan Tag Google Analytics

Untuk menambahkan Google Analytics, klik menu “Tags” lalu “New.” Pilih jenis tag “Google Analytics: GA4 Configuration” jika Anda menggunakan GA4. Masukkan ID Measurement GA4 Anda ke kolom yang tersedia.

Selanjutnya, Anda harus menambahkan trigger. Pilih “All Pages” agar Google Analytics aktif di setiap halaman. Ini penting agar semua interaksi pengguna bisa dilacak dengan baik di semua bagian website Anda.

Setelah itu, simpan tag dan klik “Submit” untuk mempublikasikan perubahan. Dalam beberapa menit, data akan mulai masuk ke dashboard Google Analytics Anda jika tag terpasang dengan benar.

Gunakan fitur “Preview” untuk memastikan bahwa tag bekerja sesuai harapan. Anda bisa melihat aktivitas pelacakan secara real-time di dalam mode debug GTM.

3. Membuat Trigger dan Variabel Kustom

Trigger adalah kondisi yang menentukan kapan sebuah tag akan aktif. Untuk membuat trigger baru, klik “Triggers” lalu “New.” Misalnya, Anda ingin melacak klik tombol, pilih trigger jenis “Click – All Elements.”

Anda bisa menambahkan filter seperti “Click Text equals ‘Daftar Sekarang’” agar tag hanya aktif saat tombol tersebut diklik. Ini memungkinkan pelacakan lebih spesifik dan sesuai kebutuhan Anda.

Variabel digunakan untuk mengambil data dari interaksi pengguna, seperti URL halaman atau ID tombol. Aktifkan variabel bawaan di menu “Variables” atau buat variabel kustom sesuai keperluan.

Dengan kombinasi tag, trigger, dan variabel yang tepat, Anda bisa melakukan tracking lanjutan seperti form submission, scroll depth, outbound link, hingga event conversion tanpa perlu coding tambahan.

4. Melacak Klik Tombol Penting (Button Click Tracking)

Salah satu fungsi populer Google Tag Manager adalah melacak klik tombol seperti “Beli Sekarang” atau “Hubungi Kami.” Ini membantu Anda memahami tombol mana yang paling efektif mendorong konversi.

Untuk mengaturnya, Anda perlu membuat trigger baru dengan jenis “Click – All Elements.” Aktifkan variabel seperti Click Text dan Click Classes agar bisa digunakan sebagai pemicu.

Tambahkan filter berdasarkan teks atau ID tombol yang ingin dilacak. Misalnya, jika tombol bertuliskan “Daftar,” Anda bisa menggunakan filter “Click Text equals Daftar.”

Setelah trigger dibuat, hubungkan dengan tag Google Analytics event atau Google Ads conversion. Anda bisa memberi nama kategori dan label sesuai kebutuhan untuk analisis mendalam.

5. Memantau Scroll Depth Pengguna

Scroll tracking memungkinkan Anda mengetahui seberapa jauh pengguna menggulir halaman. Ini berguna untuk mengukur keterlibatan konten panjang seperti artikel blog atau landing page.

Di Google Tag Manager, pilih jenis trigger “Scroll Depth.” Anda bisa mengatur trigger aktif saat pengguna menggulir 25%, 50%, 75%, atau 100% halaman.

Tambahkan tag Google Analytics event untuk mencatat setiap scroll point sebagai event terpisah. Anda bisa memberi label seperti “Scroll 50%” untuk membedakannya dalam laporan.

Informasi ini membantu Anda mengevaluasi konten. Jika mayoritas pengguna berhenti di 25%, berarti bagian bawah halaman perlu diperbaiki atau ditingkatkan kualitasnya.

6. Melacak Formulir Kontak atau Pendaftaran

Pelacakan formulir sangat penting untuk mengukur seberapa banyak pengunjung yang benar-benar melakukan tindakan, seperti mendaftar atau menghubungi Anda melalui form.

Buat trigger baru dengan jenis “Form Submission.” Aktifkan variabel bawaan seperti Form ID dan Form Classes untuk membantu mengidentifikasi formulir yang ingin dilacak.

Tambahkan filter agar tag hanya aktif pada formulir tertentu. Misalnya, gunakan “Form ID equals contact-form” jika formulir Anda memiliki ID tersebut.

Pasangkan dengan tag Google Analytics atau Google Ads conversion agar setiap pengisian formulir tercatat secara otomatis. Ini membantu mengukur efektivitas funnel Anda.

7. Membuat Tag untuk Facebook Pixel

Selain Google Analytics, Anda juga bisa menambahkan Facebook Pixel menggunakan GTM. Ini berguna untuk retargeting dan mengukur efektivitas iklan Facebook di luar platform Meta.

Buat tag baru dengan jenis “Custom HTML” dan tempelkan kode Pixel dari Facebook Ads Manager. Pastikan Anda juga menyertakan script event seperti PageView atau Lead.

Atur trigger “All Pages” untuk mengaktifkan Pixel di semua halaman, atau gunakan trigger spesifik seperti “Thank You Page” untuk event konversi tertentu.

Gunakan ekstensi browser seperti Facebook Pixel Helper untuk memastikan Pixel berjalan. Dengan GTM, Anda tidak perlu menambahkan Pixel langsung ke kode website lagi.

Kesimpulan

Google Tag Manager adalah alat yang sangat membantu dalam melacak performa digital tanpa perlu bergantung sepenuhnya pada pengembang. Dengan pengelolaan tag yang terpusat, proses pelacakan menjadi lebih efisien dan fleksibel sesuai kebutuhan marketing Anda.

Melalui tutorial ini, pemula dapat memahami cara dasar menggunakan GTM mulai dari membuat akun, menambahkan tag, hingga menguji trigger. Jika diterapkan dengan benar, GTM akan memberikan insight yang lebih akurat untuk pengambilan keputusan digital marketing yang lebih baik.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *