Membuat funnel penjualan digital adalah strategi penting yang digunakan untuk mengubah calon pembeli menjadi pelanggan setia secara bertahap. Konsep ini membantu bisnis memahami dan mengarahkan perjalanan konsumen dengan lebih efektif.
Bagi pemula, membuat funnel mungkin terdengar rumit, padahal bisa dimulai dengan langkah sederhana. Artikel ini akan membahas cara membuat funnel penjualan digital secara mudah, terstruktur, dan bisa langsung diterapkan.
Tahapan Membuat Funnel Penjualan Digital untuk Pemula
Funnel penjualan terdiri dari beberapa tahap yang membimbing audiens dari mengenal brand hingga akhirnya melakukan pembelian. Berikut adalah lima tahapan dasar dalam membangun funnel digital.
1. Bangun Kesadaran Lewat Konten yang Menarik
Tahap pertama dalam funnel adalah awareness. Di sini, calon konsumen baru mengenal brand kamu untuk pertama kali, biasanya melalui media sosial atau pencarian Google.
Buat konten yang informatif, edukatif, atau menghibur. Tujuannya bukan langsung jualan, tapi menarik perhatian dan membangun ketertarikan terhadap solusi yang kamu tawarkan.
Gunakan media seperti Instagram, TikTok, blog, atau video YouTube. Semakin sering mereka melihat kontenmu, semakin besar peluang mereka masuk ke tahap berikutnya.
Fokus pada memberikan nilai, bukan promosi. Konten harus menjawab kebutuhan atau masalah audiens agar mereka merasa kamu adalah sumber yang layak dipercaya.
2. Tarik Minat dengan Lead Magnet yang Relevan
Setelah mendapat perhatian, kamu perlu mengumpulkan data audiens, misalnya email atau nomor WhatsApp. Di sinilah peran lead magnet seperti e-book, checklist, atau diskon.
Lead magnet harus relevan dengan minat dan masalah audiens. Jangan berikan sesuatu yang tidak berkaitan dengan produk atau jasa utama kamu.
Gunakan landing page sederhana untuk menawarkan lead magnet. Pastikan halaman tersebut menjelaskan manfaat dan punya formulir pengisian data yang mudah.
Dengan mendapatkan data kontak, kamu bisa melanjutkan komunikasi secara lebih personal dan terarah, masuk ke tahap nurturing atau pengenalan lebih lanjut.
3. Bangun Kepercayaan Lewat Edukasi dan Interaksi
Tahap berikutnya adalah consideration. Di sini audiens mulai mempertimbangkan apakah produk kamu benar-benar solusi terbaik dibanding kompetitor.
Berikan konten edukasi lanjutan, seperti testimoni, studi kasus, atau perbandingan produk. Tunjukkan bahwa brand kamu punya kredibilitas dan pengalaman.
Gunakan email marketing, webinar, atau story interaktif di media sosial untuk terus membangun koneksi dan menunjukkan keunggulan produk kamu.
Kepercayaan tumbuh dari konsistensi. Jangan terburu-buru menjual, tapi terus hadir dengan solusi yang berguna sampai audiens merasa yakin.
4. Dorong Tindakan dengan Penawaran yang Menarik
Tahap decision adalah saat calon pelanggan siap membeli. Di sini kamu perlu menyajikan penawaran yang jelas, menarik, dan mudah diakses.
Tampilkan benefit utama produk, harga, garansi, atau bonus tambahan yang bisa memperkuat keputusan pembelian. Gunakan CTA yang spesifik dan tegas.
Pastikan proses pembelian mudah dilakukan, baik itu melalui website, WhatsApp, atau marketplace. Kurangi langkah yang membuat audiens ragu atau bingung.
Faktor urgensi juga bisa ditambahkan, seperti batas waktu promo atau jumlah stok terbatas untuk mendorong keputusan lebih cepat.
5. Jaga Hubungan Setelah Pembelian Terjadi
Funnel belum selesai setelah pelanggan membeli. Tahap terakhir adalah retention, yaitu menjaga hubungan agar mereka membeli ulang atau merekomendasikan produk kamu.
Kirim ucapan terima kasih, minta testimoni, dan tawarkan produk pelengkap. Kamu juga bisa mengundang mereka bergabung di komunitas atau daftar pelanggan loyal.
Gunakan email atau WhatsApp untuk follow-up berkala. Jangan hanya kirim promo, tapi juga konten yang bermanfaat agar tetap relevan.
Pelanggan yang puas bisa menjadi promotor brand kamu. Mereka lebih murah untuk dipertahankan daripada mencari pembeli baru dari awal.
Langkah Tambahan yang Perlu Dilakukan
Selain lima langkah utama di atas, ada beberapa langkah tambahan yang penting untuk dilakukan. Simak beberapa langkah tambahan berikut ini:
1. Minta Feedback untuk Perbaikan Strategi Funnel
Setelah funnel berjalan, kamu perlu tahu apakah setiap tahap bekerja dengan baik. Salah satu cara terbaik adalah dengan meminta feedback langsung dari pelanggan.
Kamu bisa mengirim survei singkat lewat email, WhatsApp, atau menyisipkan pertanyaan di akhir pembelian. Buat pertanyaannya simpel dan mudah dijawab.
Tanyakan tentang pengalaman mereka saat mengenal brand, kemudahan membeli, dan kepuasan terhadap produk. Feedback ini akan sangat berharga untuk evaluasi funnel.
Jangan abaikan masukan negatif. Gunakan itu sebagai bahan perbaikan agar funnel kamu semakin optimal dan pelanggan merasa didengarkan.
2. Gunakan Retargeting untuk Menjangkau Audiens yang Belum Konversi
Tidak semua orang akan langsung membeli saat pertama kali melihat produkmu. Itulah kenapa retargeting penting untuk mengingatkan mereka kembali.
Gunakan iklan Facebook atau Google untuk menargetkan orang yang sudah klik tapi belum beli. Ini meningkatkan peluang konversi dengan biaya yang lebih efisien.
Kamu juga bisa menarget ulang orang yang sudah isi form, kunjungi halaman produk, atau save postingan kamu di Instagram.
Pesan retargeting sebaiknya berbeda dari iklan awal. Berikan alasan tambahan kenapa mereka perlu kembali dan ambil tindakan sekarang juga.
3. Analisis Data Setiap Tahap Funnel Secara Berkala
Jangan hanya membuat funnel, tapi pantau performanya dengan rutin. Gunakan tools seperti Google Analytics, Meta Ads Manager, atau dashboard email marketing kamu.
Lihat di tahap mana banyak audiens berhenti. Apakah mereka tidak tertarik isi form? Atau berhenti saat masuk ke halaman checkout?
Data ini bisa membantumu memperbaiki elemen tertentu. Misalnya ganti headline, CTA, atau desain landing page agar performa meningkat.
Evaluasi minimal seminggu sekali untuk funnel aktif. Ini memastikan kamu tidak membuang anggaran iklan dan terus berkembang lebih efektif.
4. Buat Konten Khusus untuk Setiap Tahap Funnel
Konten yang kamu buat harus sesuai dengan posisi audiens di funnel. Jangan berikan konten jualan langsung kepada audiens yang baru pertama kenal.
Untuk tahap awareness, fokuslah pada konten edukasi, inspirasi, atau tips yang ringan dan berguna. Bangun kepercayaan lewat informasi yang bermanfaat.
Di tahap consideration, gunakan konten seperti testimoni, FAQ, atau review produk. Sedangkan di tahap decision, gunakan CTA yang kuat dan penawaran terbatas.
Membuat konten khusus untuk setiap tahap akan meningkatkan peluang audiens bergerak maju di funnel dan akhirnya melakukan pembelian.
5. Kembangkan Funnel Lanjutan untuk Produk atau Layanan Tambahan
Setelah funnel pertama berhasil, kamu bisa membuat funnel lanjutan. Ini penting untuk menjaga loyalitas dan meningkatkan nilai setiap pelanggan.
Contohnya, jika kamu menjual skincare, buat funnel baru untuk perawatan lanjutan atau paket berlangganan. Tawarkan produk tambahan secara terstruktur.
Gunakan data dari pembelian pertama untuk segmentasi audiens. Beri penawaran yang relevan agar mereka merasa kamu benar-benar mengerti kebutuhan mereka.
Funnel lanjutan akan membuat bisnis kamu lebih berkelanjutan. Kamu tidak perlu selalu mencari pelanggan baru, cukup maksimalkan pelanggan yang sudah percaya.
Kesimpulan
Funnel penjualan digital membantu kamu memahami proses pembelian konsumen secara lebih strategis. Dengan mengikuti tahapannya, kamu bisa membangun relasi yang kuat dan hasil penjualan yang stabil.
Setiap tahap dalam funnel punya peran penting, mulai dari menarik perhatian hingga menjaga loyalitas. Kunci utamanya adalah konsistensi dan memberikan nilai di setiap interaksi.