banner

8 Tips Memilih Musik Viral untuk Konten Reels dan TikTok

musik viral
banner 120x600

Musik viral adalah elemen penting dalam membuat konten Reels Instagram dan TikTok yang menarik. Lagu yang sedang tren dapat membantu meningkatkan jangkauan, menarik perhatian, dan mendorong audiens untuk menonton hingga selesai. 

Bahkan algoritma kedua platform ini sangat menyukai konten yang menggunakan audio populer. Namun, memilih musik yang tepat tidak semudah yang dibayangkan. 

Anda harus memperhatikan jenis kontennya, tren saat ini, serta kesesuaian dengan karakter brand atau persona. Dalam artikel ini, kami akan membagikan rekomendasi musik viral beserta alasan kenapa lagu-lagu tersebut efektif untuk meningkatkan performa konten.

Musik Viral yang Cocok untuk Reels dan TikTok

Memilih lagu yang sedang naik daun bisa membuat konten Anda muncul di halaman For You atau Explore. Berikut beberapa kategori musik viral yang sering digunakan dan terbukti meningkatkan engagement secara organik.

1. Lagu dengan Beat Cepat dan Enerjik

Lagu-lagu dengan tempo cepat sangat cocok untuk konten yang menampilkan transisi cepat, dance, atau aktivitas yang membutuhkan energi. Musik seperti ini mampu menarik perhatian dalam beberapa detik pertama.

Beberapa lagu beat cepat yang sering viral di antaranya adalah remix lagu pop atau dance TikTok original yang dibuat kreator. Contohnya seperti “Makeba” atau “Boy’s a Liar Pt.2” yang sukses digunakan dalam berbagai niche konten.

Ketika digunakan dengan transisi visual yang dinamis, musik cepat memberikan nuansa profesional meskipun kontennya sederhana. Hal ini membuat audiens bertahan lebih lama dan cenderung mengulang video Anda.

Gunakan bagian beat drop secara strategis di momen visual yang menarik, seperti sebelum perubahan outfit atau efek transformasi. Ini akan membuat konten Anda lebih powerful dan enak ditonton berulang.

2. Lagu Nostalgia yang Kembali Tren

Tren musik tidak selalu tentang lagu baru. Banyak lagu lawas yang kembali viral karena digunakan di Reels atau TikTok dengan konteks kreatif. Lagu seperti “Every Summertime” atau “Cupid” menjadi hits kembali berkat konten yang relatable.

Lagu nostalgia cocok untuk konten storytelling, before-after, atau momen-momen emosional. Penonton cenderung memiliki keterikatan emosional dengan lagu tersebut, sehingga meningkatkan potensi interaksi.

Anda bisa memanfaatkan nostalgia ini untuk menyampaikan pesan brand yang menyentuh atau menyisipkan cerita ringan yang membuat orang tersenyum atau teringat masa lalu.

Pemilihan lagu lama dengan sentuhan visual modern menciptakan kontras yang menarik. Ini membuat konten lebih mudah dikenang sekaligus memberi nuansa unik yang berbeda dari mayoritas tren cepat.

3. Lagu Pop Akustik yang Lembut dan Menenangkan

Lagu pop akustik cocok untuk konten yang bersifat estetik, slow motion, atau narasi ringan. Musik seperti ini menciptakan suasana tenang yang mendukung pesan visual secara emosional tanpa terasa berlebihan.

Contohnya adalah lagu-lagu seperti “Until I Found You” atau “Until I Met You” yang digunakan dalam konten self-love, journaling, atau video montase dengan tone hangat dan natural.

Musik akustik membantu membangun suasana yang intim. Cocok untuk personal branding, konten edukatif, atau bahkan behind-the-scenes yang ingin disampaikan secara santai dan jujur.

Gunakan lagu ini saat konten Anda menampilkan detail kecil, gerakan lambat, atau teks naratif. Audiens akan lebih fokus menyimak isi pesan dan membagikannya jika mereka merasa terhubung secara emosional.

4. Lagu dengan Lirik yang Relatable

Lagu dengan lirik yang sesuai dengan isi konten akan memperkuat pesan yang ingin Anda sampaikan. Bahkan jika musiknya sederhana, lirik yang pas dapat membuat penonton merasa “ini gue banget.”

Misalnya, lagu-lagu seperti “Unstoppable” untuk konten motivasi atau “I’m Good (Blue)” untuk konten lucu dengan sentuhan percaya diri. Pilihan lirik bisa mempertegas emosi dan makna dari visual Anda.

Konten yang menggunakan lirik relatable cenderung dibagikan lebih banyak karena menyuarakan perasaan banyak orang. Hal ini meningkatkan jangkauan secara organik dan memperkuat identitas konten Anda.

Cocok digunakan dalam video dengan teks overlay atau storytelling naratif. Sinkronisasi antara lirik dan momen visual akan menciptakan kesan mendalam bagi audiens Anda.

5. Lagu Instrumental atau Sound FX Populer

Tidak semua konten membutuhkan lagu vokal. Musik instrumental atau sound FX juga sering viral, terutama dalam konten tutorial, tips singkat, atau konten humor ringan yang butuh timing komedi yang pas.

Lagu instrumental seperti “Monkeys Spinning Monkeys” atau FX “pop” sering digunakan dalam video yang mengandalkan ekspresi atau tulisan. Efek suara ini membantu menambahkan dinamika pada konten.

Musik tanpa vokal membuat pesan utama lebih jelas. Ini cocok untuk konten yang penuh teks, gesture, atau close-up produk agar tidak terganggu oleh suara lirik.

Gunakan juga sound FX tren yang sedang naik, seperti efek ketukan pintu, langkah kaki, atau drum roll. Efek seperti ini sering menambah elemen kejutan atau lucu dalam konten Reels dan TikTok.

6. Lagu Viral dari TikTok Challenge

Banyak lagu menjadi viral karena dipakai dalam tantangan tertentu. Lagu-lagu ini biasanya diiringi gerakan, ekspresi, atau format video khusus yang mudah ditiru oleh kreator lainnya.

Contohnya seperti “Gento” atau “Say So” yang viral karena dance challenge. Menggunakan lagu seperti ini membuat konten Anda terhubung dengan tren yang sedang ramai dan mudah ditemukan pengguna lain.

Tantangan yang viral menciptakan semacam komunitas antar pengguna. Dengan ikut serta, Anda tidak hanya memanfaatkan lagu, tapi juga membangun keterlibatan lebih luas di dalam tren tersebut.

Sesuaikan tantangan dengan karakter brand atau gaya konten Anda. Jangan hanya ikut-ikutan, tapi sesuaikan agar tetap relevan dan autentik bagi audiens Anda sendiri.

7. Lagu Trending Berdasarkan Region Lokal

Lagu yang sedang populer di satu negara atau wilayah tertentu bisa menjadi kunci menarik perhatian audiens lokal. Ini sangat berguna untuk brand atau kreator yang ingin menargetkan pasar dalam negeri.

Misalnya, lagu dangdut remix atau pop Indonesia yang viral sering dipakai dalam konten lucu atau promosi UMKM. Lagu seperti ini lebih mudah diterima oleh audiens lokal karena familiar di telinga mereka.

Platform seperti TikTok dan Reels sering memunculkan tren berdasarkan wilayah. Anda bisa memanfaatkan fitur “Sound” untuk menemukan audio yang sedang ramai di lokasi Anda.

Gunakan lagu lokal agar konten Anda terasa lebih dekat dengan audiens. Ini bisa membangun koneksi emosional sekaligus memperluas jangkauan di kalangan pengguna regional.

8. Musik yang Cocok untuk Tutorial dan Edukasi

Musik untuk konten edukatif atau tutorial sebaiknya bersifat netral dan tidak mengganggu konsentrasi. Gunakan lagu-lagu instrumental dengan tempo stabil untuk menjaga fokus audiens.

Lagu seperti “Sunny” atau “Aesthetic Music” sangat populer untuk video DIY, tips, atau review singkat. Suasana santai yang dibangun mendukung pesan utama dalam video.

Pastikan volume musik tidak menutupi suara narasi atau tulisan di layar. Fokus utama tetap pada isi edukasi, dan musik berfungsi sebagai pelengkap suasana.

Dengan pilihan musik yang tepat, konten edukatif akan terasa lebih menarik dan profesional. Hal ini juga membantu meningkatkan durasi tonton dan retensi audiens.

Kesimpulan

Memilih musik yang tepat adalah kunci agar konten Reels dan TikTok Anda bisa lebih viral, engaging, dan menjangkau audiens yang lebih luas. Musik tidak hanya mendukung suasana visual, tetapi juga menjadi jembatan emosi antara konten dan penonton.

Dengan memahami jenis lagu yang sedang tren dan kesesuaiannya dengan jenis konten, Anda bisa menciptakan pengalaman yang lebih kuat dan mudah diingat. Gunakan tren musik secara strategis untuk memperkuat pesan, membangun koneksi, dan meningkatkan performa konten Anda.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *