7 Cara Membuat CTA yang Efektif saat Jualan Online

cara membuat CTA

Banyak pelaku bisnis online tidak memahami cara membuat CTA sehingga pembuatannya sering asal dan tidak sesuai konteks. Padahal, CTA yang dirancang dengan baik bisa meningkatkan klik, konversi, bahkan loyalitas pelanggan.

Pembuatan CTA yang asal juga bisa merugikan karena berpotensi membuat marketing yang dilakukan di sosial media seperti Instagram atau TikTok kurang optimal. Artikel ini akan membahas pentingnya CTA dan bagaimana membuatnya efektif dalam pemasaran digital.

Mengenal CTA dan Urgensinya

CTA (Call-to-Action) adalah ajakan yang secara langsung mendorong audiens melakukan tindakan yang diinginkan. 

Dalam jualan online, CTA bisa berupa “Beli Sekarang,” “Daftar Gratis,” atau “Cek Promo Hari Ini.” Meski singkat, kekuatan CTA terletak pada ketepatan kata dan waktu penggunaannya.

Tujuan utama CTA adalah mengubah pengunjung menjadi pembeli atau leads. Tanpa CTA, konten promosi Anda bisa kehilangan arah dan tidak mengarahkan pembaca pada langkah selanjutnya yang jelas. CTA menjadi pemandu bagi audiens untuk bertindak.

CTA juga berfungsi mempercepat proses pengambilan keputusan. Dalam lingkungan digital yang penuh distraksi, CTA yang jelas bisa menahan audiens agar tidak pindah ke pesaing atau keluar dari halaman.

Selain itu, CTA membantu memperkuat pesan brand. Dengan gaya bahasa dan visual yang konsisten, CTA dapat mempertegas identitas serta tujuan komunikasi bisnis Anda secara keseluruhan.

Tanpa CTA yang kuat, strategi marketing online hanya akan menjadi narasi yang mengambang. CTA yang terstruktur dan kontekstual memberi dampak nyata terhadap tingkat engagement dan penjualan.

Cara Membuat CTA yang Efektif

Untuk memahami cara membuat CTA yang efektif dalam jualan online, Anda perlu memahami cara menyusunnya dengan tepat. Berikut adalah tiga strategi utama yang bisa diterapkan agar CTA Anda lebih menarik dan menghasilkan konversi.

1. Gunakan Kata-Kata Aksi yang Jelas dan Menarik

Kata kerja dalam CTA adalah elemen utama yang harus diperhatikan. Hindari kata pasif atau terlalu umum. Gunakan kata kerja aktif seperti “Beli,” “Dapatkan,” “Coba,” atau “Download” untuk memberikan dorongan langsung.

Kata-kata seperti “Buruan,” “Langsung,” atau “Sekarang” bisa menambahkan unsur urgensi. Ini menciptakan kesan bahwa audiens harus segera bertindak sebelum kehilangan kesempatan.

Kejelasan dalam CTA akan membantu audiens memahami apa yang harus dilakukan selanjutnya. Misalnya, “Klik di sini untuk mendapatkan e-book gratis” jauh lebih kuat dibanding “Klik di sini saja.”

CTA yang jelas dan menarik akan memperbesar peluang konversi karena tidak memberi ruang bagi kebingungan. Pengunjung tahu persis apa yang akan mereka dapatkan setelah melakukan klik.

2. Sesuaikan CTA dengan Tahap Perjalanan Konsumen

Tidak semua pengunjung siap langsung membeli. Oleh karena itu, CTA harus disesuaikan dengan tahap funnel marketing, mulai dari awareness, consideration, hingga decision. Ini penting agar CTA tetap relevan dan tepat sasaran.

Pada tahap awareness, CTA bisa berbentuk “Pelajari Selengkapnya” atau “Lihat Koleksi Kami.” Tujuannya adalah mengedukasi dan menarik minat tanpa langsung mendorong pembelian.

Di tahap consideration, gunakan CTA seperti “Bandingkan Sekarang” atau “Lihat Review Produk.” Ini membantu calon pembeli mengevaluasi sebelum membuat keputusan akhir.

Untuk tahap decision, CTA seperti “Beli Sekarang” atau “Pesan Hari Ini” sangat efektif. Sesuaikan bahasa dan penawaran dengan konteks kebutuhan audiens saat itu.

3. Buat Desain CTA yang Menonjol dan Mobile-Friendly

Desain visual dari CTA harus menarik perhatian tanpa mengganggu kenyamanan membaca. Gunakan warna kontras, ukuran tombol yang pas, dan posisi strategis agar CTA mudah ditemukan oleh pengguna.

Pastikan CTA terlihat jelas di berbagai perangkat, terutama smartphone. Karena mayoritas pengunjung mengakses toko online via ponsel, desain yang mobile-friendly sangat penting.

Jangan letakkan CTA di bagian yang terlalu tersembunyi atau membutuhkan scroll panjang. Letakkan di area yang bisa dilihat tanpa harus menggeser layar, seperti bagian atas atau setelah deskripsi produk.

Tombol CTA yang responsif dan cepat diakses akan memudahkan pengguna melakukan aksi secara instan. Ini akan meningkatkan pengalaman pengguna sekaligus mengoptimalkan potensi konversi.

4. Tambahkan Unsur Urgensi dan Kelangkaan

Unsur urgensi dan kelangkaan dalam CTA mampu mendorong audiens bertindak lebih cepat. Kalimat seperti “Hanya Hari Ini!” atau “Stok Terbatas” menciptakan rasa takut ketinggalan pada pembaca.

Elemen psikologis ini sangat efektif untuk konten promosi, diskon musiman, atau launching produk. Semakin eksklusif penawaran, semakin besar keinginan audiens untuk segera merespons.

Penting untuk tetap jujur dalam menyampaikan urgensi. Hindari membuat kesan palsu karena bisa merusak kepercayaan jangka panjang jika audiens merasa dibohongi.

Gunakan urgensi secara strategis dan tidak berlebihan. Jika dilakukan konsisten dengan timing yang tepat, CTA Anda akan memiliki dorongan konversi yang lebih tinggi.

5. Uji A/B untuk Menentukan CTA Terbaik

CTA yang terlihat bagus belum tentu memberikan hasil terbaik. Lakukan uji A/B untuk membandingkan dua versi CTA dan lihat mana yang memiliki performa lebih tinggi berdasarkan data nyata.

Misalnya, bandingkan “Pesan Sekarang” dengan “Dapatkan Penawaran Eksklusif” pada halaman produk. Perhatikan jumlah klik, waktu tinggal, atau konversi dari masing-masing versi.

Hasil uji ini akan membantu Anda memahami preferensi audiens secara spesifik. Anda bisa menyesuaikan gaya bahasa, warna, bahkan posisi CTA yang paling optimal.

Dengan pendekatan berbasis data, Anda dapat terus menyempurnakan performa kampanye. Ini akan menghindari spekulasi dan meningkatkan efisiensi pemasaran secara berkelanjutan.

6. Tempatkan CTA di Beberapa Titik Strategis

Menempatkan CTA hanya di bagian akhir halaman bisa mengurangi peluang konversi. Banyak pengunjung tidak membaca seluruh isi halaman, sehingga CTA awal sangat membantu.

Letakkan CTA di bagian atas, tengah konten, dan bawah halaman agar audiens bisa melihatnya kapan saja mereka siap melakukan tindakan. Pastikan penempatannya tetap natural dan tidak memaksa.

Gunakan variasi teks pada setiap CTA, meskipun tujuannya sama. Ini akan memberi kesan lebih personal dan menjaga minat pengguna tetap tinggi sepanjang halaman.

Penempatan strategis akan memperbesar kemungkinan klik tanpa harus mengganggu pengalaman membaca. CTA akan terasa sebagai bagian alami dari alur konten.

7. Gunakan Testimoni atau Jaminan untuk Mendukung CTA

CTA akan lebih meyakinkan jika didukung oleh testimoni pelanggan atau jaminan. Kalimat seperti “Telah Dipercaya 10.000+ Pelanggan” atau “Garansi Uang Kembali” bisa memperkuat keputusan pembeli.

Bentuk dukungan ini mengurangi keraguan dan menambah rasa aman. Testimoni yang relevan membuat CTA terasa lebih kredibel dan bisa dipercaya oleh calon pelanggan baru.

Anda bisa menyisipkan testimoni pendek di atas atau bawah tombol CTA. Pastikan testimoni tersebut singkat namun spesifik tentang pengalaman atau hasil nyata.

Dengan tambahan elemen bukti sosial, CTA Anda tidak hanya bersifat ajakan, tapi juga membangun kepercayaan. Ini sangat penting dalam dunia belanja online yang kompetitif.

Kesimpulan

Cara membuat CTA yang efektif adalah kunci penting dalam proses jualan online. Ia bukan sekadar tombol atau teks ajakan, tetapi penentu utama apakah audiens akan melakukan aksi atau hanya lewat begitu saja. 

Maka dari itu, penyusunannya harus strategis dan tidak bisa asal. Dengan memilih kata yang tepat, penempatan yang cermat, serta dukungan elemen visual dan psikologis, CTA bisa mendorong konversi lebih tinggi. 

Exit mobile version