Dalam dunia digital marketing keberhasilan sebuah iklan sangat bergantung pada performa kreatif yang digunakan. Oleh karena itu, creative testing menjadi salah satu tahapan krusial dalam strategi scaling iklan.
Kenapa Harus Testing Dulu?
Banyak brand langsung melakukan scaling besar-besaran tanpa tahu iklan mana yang paling efektif. Akibatnya?
- CPR (Cost per Result) membengkak
- Iklan cepat fatigue
- ROAS anjlok
Dengan testing, kamu bisa:
✅ Menghemat budget
✅ Meningkatkan efisiensi
✅ Menemukan pemenang lebih cepat
Artikel ini membahas 5 skenario terbaik untuk menguji kreativitas iklan (creative testing) di tahun 2025 yang telah terbukti membantu D2C brands tumbuh signifikan.
Apa Itu Creative Testing?
Creative testing adalah proses menguji berbagai variasi iklan online (gambar, video, copy, atau kombinasi) untuk mengetahui mana yang paling efektif menghasilkan konversi dengan biaya yang efisien. Tujuannya adalah mengidentifikasi creative terbaik sebelum memasuki fase scaling.
⚙️ 5 Skenario Creative Testing
Scenario 1 – Satu Kampanye, Satu Creative

Setiap campaign mengandung satu ad dan satu creative. Ini adalah pendekatan pre-flight, cocok saat ingin melihat performa dasar setiap creative secara terpisah.
Kelebihan:
✅ Mudah dianalisis
✅ Tidak ada bias alokasi budget
Kekurangan:
❌ Boros anggaran jika banyak creative
Scenario 2 – Non-CBO dengan Ad Ranking

Menggunakan satu campaign tanpa campaign budget optimization (Non-CBO), lalu menguji beberapa kreatif dalam satu ad set.
Kelebihan:
✅ Dapat membandingkan ranking performa antar creative
✅ Cocok untuk tahap eksplorasi
Kekurangan:
❌ Risiko pembelajaran tidak merata
Scenario 3 – CBO dengan Beberapa Ad Set

Campaign menggunakan CBO (Campaign Budget Optimization) dan membagi creative ke dalam beberapa ad set.
Kelebihan:
✅ Budget otomatis dialokasikan ke ad set terbaik
✅ Cocok untuk tahap scaling awal
Kekurangan:
❌ Bisa menimbulkan bias ke creative yang perform lebih dulu
Scenario 4 – Non-CBO Split Creative

Satu ad set Non-CBO diisi dua creative yang berjalan bersamaan untuk mengetahui mana yang menang.
Kelebihan:
✅ Kontrol maksimal pada distribusi tayangan
✅ Ideal untuk split-test langsung
Scenario 5 – Auto Rules

Creative diuji dengan auto-rules: creative dengan performa buruk otomatis dimatikan.
Kelebihan:
✅ Efisien dan otomatis
✅ Hemat waktu analisis
3 Fase Utama Creative Testing
- Pre-flight:
Uji coba awal untuk mengetahui baseline performa. - New vs. BAU:
Bandingkan creative baru dengan yang sedang berjalan (Business As Usual). - Scaling:
Dorong budget pada creative yang menang dan mulai optimasi ke arah performa maksimal.
Kesimpulan
Testing creative bukan hanya soal trial & error, tapi strategi sistematis untuk menemukan “iklan pemenang” dengan potensi revenue tertinggi. Pilih skenario yang sesuai dengan objektif dan tahap funnel iklan online Anda.
Mulailah dengan struktur terencana, uji secara bertahap, dan optimasi dengan data.